Bila Enkau Hidup Hari ini, Jangan Menunggu Hari Esok Untuk Beribadah, Karena ajal/kematian Akan Memjemputmu Kapan saja, Tanpa Disangka-sangka

Selasa, 03 Juli 2012

Studi di Negeri Seribu Benteng Maroko

        Sukmahadi.  Bersama Syekh Tahfihz Quran Di Kota Fes, Maroko

Negeri seribu benteng, itulah sebutan yang sering kita dengar dari orang-orang yang pernah berkunjung ke Maroko. Namun disamping itu negeri ini kadang pula disebut Negeri Maghribi, atau Negeri tempat terbenamnya matahari. Disebut negeri seribu benteng karena disetiap sudut –sudut kota, bahkan rumah-rumah penduduk yang bernuansa tradsioanal sampai modrn terdapat benteng mengelilingi kota dan desa.
Ada banyak hal yang menarik bagi penulis. Untuk penuntut ilmu atau pelajar, menuntut  ilmu di negeri ini sagatlah menarik dan indah, disamping bisa  memperdalam bahasa arab bisa pula  menikmati wisatanya serta bisa memperdalam bahasa prancis, sebab bahasa keseharian Negara Maroko adalah bahasa prancis dan arab. Maka tak heran jika setiap surat menyurat walaupun hanya selembar tapi tetap saja menggunakan dua bahasa. 
 Bahkan tak jarang kita jumpai warga negara maghribi masih kakuh menggunakan bahasa arab, dia lebih cendrung menggunakan bahasa prancis tapi tidak semua demikian, bahasa arab lebih sering digunakan dalam berkomunikasi di forum formal dan informal. Bahkan bahasa pengantar mata kuliah, jika mata kuliah tersebut bersifat umum maka harus menggunakan bahasa prancis, jika bersifat kajian islam maka harus menggunakan bahasa arab. Ada beberapa hal yang menarik lagi di negeri ini, yang bisa menjadi daya tarik untuk berkunjung dan belajar:

Universitas Al-Karaouine, Universitas Tertua di Dunia.

Universitas ini terletak di Fes, Maroko. Awalnya, universitas ini adalah sebuah masjid yang didirikan pada tahun 859 M oleh seorang wanita bernama Fatima al-Fihri. Pada perjalanannya, berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka untuk bidang ilmu alam. Kemudian, pada tahun 1957, berkembang dengan dilengkapi bidang ilmu matematika, fisika, kimia, dan bahasa asing.

Universitas ini pun mendapat rekor sebagai universitas tertua dari Guinness Book of World Records. Menurut sejarah, universirtas ini lebih tua daripada Univ. Al-azhar cairo, Univ. Al-Nizamiyyah di Baghdad, Univ. Universitas Bologna, Universitas Paris Universitas Oxford dan Univ. Az-zaitun Di Tunis. Maka tak heran jika penulis memilih study di kota fes, karena fes merupakan kota pelajar, kota budaya, dan kota ulama di maroko. 

Namun saya tak terdafdar di Univ. Al-Karaouine, melainkan terdafatar di Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah 30 menit dari kampus Karaouine. Keterangan lebih lanjut tentang Univ. ini baca kompas (10 Univ. Tertua di Dunia) maka Univ. Ini berada pada urutan pertama dan senada dengan mata kuliah yang penulis pelajari tentang sejarah berdirinya Universitas ini. Maka tak heran jika ada waktu senggang mahasiswa indonesia yang belajar di fes, kadang ikut talaqqi (belajar) pada syekh-syekh Kampus Kurawiyyin (Sebutan kampus ini dalam bahas indonesia) .

Berziarah, Ke Makam Ibnu Batutah, Sang Penjelajah Dunia.

 Jika menggali sejarah islam, maka akan kita temukan tokoh sang penjelaja dunia asal Maroko. Ibnu Batutah adalah tokoh muslim asal Maroko yang lahir tahun 1304 M dan suka melakukan pengembaraan ke berbagai penjuru dunia. Ibnu batutah menjelajah mulai dari Afrika, Arab, Eropa, Asia tengah, India, Indonesia Hingga Sampai ke China. Di Indonesia Ibnu Batutah pernah singgah di Sumatera. Walau  menjelajah ke berbagai belahan dunia ahirnya sang penjelajah kembali ke kota asalnya yaitu tanger, maroko. Dan di kota inilah makam ibnu batutah bisa kita temukan.

Tarekat Tijani.

Terekat  tijani merupakan  terekat  yang sangat masyhur di kalangan kaum sufiyun di seluruh dunia. Maka tak heran jika para pengikut  tarekat  tijani selalu datang dari berbagai penjuru dunia untuk mengunjungi  makam pendiri  tarekat tijani yang ada di kota fes, Syekh Ahmad Tijani. Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syekh Ahmad Al-Tijani. Ia dilahirkan pada tahun 1150 H (1737 M) di 'Ain Madi, sebuah desa di Aljazair. Syekh Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah SAW, yakni dari Sayyidah Fatimah Al-Zahra, putri Rasulullah SAW dan makam beliau ada di kota fes Maroko.

Itulah sebagian kecil yang bisa terukir dalam goresan ini, sebenarnya masih banyak lagi yang bisa diukirkan. Diantaranya Pengarang kitab jurumiyah, yang menjadi rujukan wajib para santri pondok pesantren di indoneisa ternyata berasal dari kota fes, Maroko. Sekitar lima jam dari kota fes, terdapat makam pengarang kitab dalailul khaerat yang dikarang oleh Muhammad bin Sulaiman al-Juzuli, kitab ini telah tersebar di berbagai negrara bahkan dunia. Dan makam  syekh Al-jazuli bisa kita jumpai di kota Marakkesy sekitar 5 jam dari kota fes, Maroko. Ditambah lagi saat musim dingin tibah salju putih pun ikut menghiasai kota Ifrane, dimana kota ini bernuansa eropa dan bisa menikmati berbagai permainan di atas salju.

Walaupun kota fes merupakan kota budaya, kota ulama, dan terdapat berbagai macam hal yang mengandung sejarah, namun di maroko mahasiswa Indonesia tersebar di berbagai kota, seperti Marakkesh, Kenitra, Rabat dll. Di setiap kota terdapat pula nilai dan sejarah serta keistimewaan tertentu.

Teruntuk putra-putri Indonesia, Negeri seribu benteng menanti kedatanganmu untuk menuntut ilmu di Nengeri ini. Sekedar informasi bahwa pemerintah Maroko telah membuka 15 orang kouta beasiswa setiap tahunya untuk putra-putri Indonesia. Dan teruntuk Seluruh waraga RI, berkat hubungan bilateral antara Indonesia-maroko yang diprakarsai oleh Presiden Pertama RI. Ir. Soekarno, maka untuk warga indoneisa bebas visa selam 3 bulan di maroko. Jadi untuk berwisata adalah hal mudah tanpa harus menggunakan visa. Olehnya tak heran jika di maroko terdapat jalan bernuansa indoneia seperti jalan Soekarno, dan masjid Indonesia di Kota kenitra. Indonesia pun tak mau kalah maka jalan Casablanca telah hadir di ibu kota Indonesia, jakarta. Casablanca merupakan kota yang terletak di maroko, dan merupakan kota bisnis di maroko, di kota inilah terdapat masjid hasan II, masjid terbesar ke-tiga di dunia setelah masjid haram di mekah dan masjid nabawi di madinah.
        
By. Sukmahadi(Mahasiswa Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko. Afrika ).
                     Email: afikrihaditomandar@yahoo.com

Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More