Bila Enkau Hidup Hari ini, Jangan Menunggu Hari Esok Untuk Beribadah, Karena ajal/kematian Akan Memjemputmu Kapan saja, Tanpa Disangka-sangka

Hubungan Seksual Suami Istri Dalam Islam

Islam telah menetapkan pengakuan bagi fitrah manusia dan dorongannya akan seksual, serta ditentangnya tindakan ekstrim yang condong menganggap hal itu kotor..

Apakah Jilbaku Jilbab Syar'i

Subhanallah jilbab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul. Jilbab itu ‘iffah (kemuliaan). Jilbab itu kesucian. Jilbab itu pelindung. Jilbab itu taqwa. Jilbab itu iman. Jilbab itu haya’ (rasa malu)..

Menghafal Al-Quran Ala Maroko

Menghafal alqu’ran, saya yakin semua umat muslim ingin menghafal al-qu’an, sebab al-quran merupakan mukjizat penutup para nabi dan Rosul yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan merupan petunjuk untuk umat muslim, dan untuk semua manusia, berbagai alasan yang ada sehingga kebanyakan of the moslem hanya terucap dibibir namun sulit terlaksana..

Wanita Idaman Ikhwan

Ikhwan yang bersipat insani tentunya mengidam-idamkan wanita, yang bakal memperkokoh keimanan kepada Allah SWT. seiring berkerbangnya roda era globalisasi maka tentunya untuk menemukan wanita yang benar-benar sholehah mungkin sudah sangat sulit atau jarang.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 28 Juni 2012

Tarekat Tijaniyah, Kota Fes, Maroko


Tarekat ataupaun cara, atau jalan. Jika didefinisikan maka akan berarti bahwa tarekat dalam islam adalah jalan atau wadah dimana dengan wadah tersebut seorang hamba bisa beribadah kepada Allah dengan khusu,. Salah satu terekar yang telah masyhur di dunia adalah terakat tijani, yang bermarkas di Kota fes, Maroko Afrika Utara. Sekaligus kota fes merupakn kota budaya, kota pelajar, kota ulama di maroko, maka tak heran di kota inilah penulis menimbah ilmu. Tepatnya di Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko. Afrika. Namun kali ini saya nyatakan bahwa penulis hanya fokus study, belum ingin terlibat dalam tarekat apapun.

Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syekh Ahmad Al-Tijani. Ia dilahirkan pada tahun 1150 H (1737 M) di 'Ain Madi, sebuah desa di Aljazair.
Syekh Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah SAW, yakni dari Sayyidah Fatimah Al-Zahra, putri Rasulullah SAW.

Nama lengkapnya adalah Abu Al-Abbas Ahmad Ibn Muhammad Ibn Mukhtar Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Salam Ibn Abi Al-Id Ibn Salim Ibn Ahmad Al-'Alawi Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Abbas Ibn Abd Jabbar Ibn Idris Ibn Ishak Ibn Zainal Abidin Ibn Ahmad Ibn Muhammad Al-Nafs Al-Zakiyyah Ibn Abdullah Al-Kamil Ibbn Hasan Al-Musana Ibn Hasan Al-Sibti Ibn Ali Ibn Abi Thalib.

Ia meninggal dunia pada hari Kamis, tanggal 17 Syawal tahun 1230 H, dan dimakamkan di Kota Fez, Maroko. Sejak kecil, Syekh Ahmad Al-Tijani telah mempelajari berbagai cabang ilmu, seperti ilmu usul, fikih, dan sastra. Menginjak usia tujuh tahun, ia sudah hafal Alquran.

 Dikisahkan, saat usianya masih remaja, Syekh Ahmad Al-Tijani telah menguasai dengan mahir berbagai cabang ilmu agama Islam sehingga pada usia di bawah 20 tahun, ia sudah mengajar dan memberi fatwa tentang berbagai masalah agama.
Pada usia 21 tahun, tepatnya di tahun 1171 H, Syekh Ahmad Al-Tijani pindah ke Kota Fez, Maroko, untuk memperdalam ilmu tasawuf.

Selama di kota ini, ia menekuni ilmu tasawuf melalui kitab Futuhat Al-Makiyyah di bawah bimbingan Al-Tayyib Ibn Muhammad Al-Yamhalidan Muhammad Ibn Al-Hasan Al-Wanjali. Al-Wanjali berkata kepada Syekh Tijani, ''Engkau akan mencapai maqam kewalian sebagaimana maqam Al-Syazili (pendiri tarekat Syadziliyah-Red).'

Selanjutnya, Syekh Al-Tijani berguru pada Syekh Abdullah Ibn Arabi Al-Andalusia. Syekh Abdullah berkata padanya, ''Semoga Allah membimbingmu.'' Kata-kata ini diulang sampai tiga kali. Itulah sebabnya para pengikut tarekat tijani selalu datang berziarah ke makan syekh Ahmad Tijani, mereka berasal dari penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Kota Fes. 28 Juni 2012.

                                      Foto Pengunjung terekat tijaniyah, Asal Afrika.

By Sukmahadi (Penulis. Mahasiswa Indonesia di Univ. Sidi Mahammed Ben Abdelah, Maroko, Afrika Utara.) Email: afikrihaditomandar@yahoo.com


Minggu, 24 Juni 2012

Marhaban Ya Romadan

Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagiamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa”. (AlBaqoroh:183)

Marhaban……..Marhaban ……..Marhan Ya Ramamdhan……! Kalimat inilah yang akan terucap  pada lisan sebagian muslimin serta mukminin di seluruh dunia, karena seiring berjalannnya waktu, detik demi detik, hari demi hari, bulan demi bulan hingga tak terasa bulan yang ditunggu-tunggu, bulan yang penuh maghfiroh (ampunan) bulan yang sangat dirindukan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia yaitu “Bulan Suci Ramadhan” yang tak lama lagi akan tiba. 

Oleh karena itu al-katib mencoba menguraikan tentang bulan suci ramadhan. sebenarnya  hal-hal seperti ini sudah sangat ma’ruf dikalangan kita, namun apa salahnya jikalau kembali diasah melalui dalil-dalil naqli, agar menjelang masuknya bulan suci ramadhan  hati, mental, planning semuanya serba siap memasuki  bulan yang penuh Rahmah, Maghfirah, Berkah (Kasih Sayang, Ampunan) Dan lain sebagainya……Marhaban Ya Ramadhan.

Sucikan hati, siapkan diri, serta ikhlaskan hati dalam menyambut bulan suci ini.Saya kembali mengingatkan bahwa  dalam berpuasa itu dari segi bahasa berarti Al-Imsak ataupun dengan arti MENAHAN, kata yang tergaris bawahi tersebut sangat bermakna dan bermulti arti. Dimana Puasa seseorang individu harus menahan dari makan dan minum, menahan marah, menahan diri untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh sang khaliq selama di bulan suci ramadhan bahkan diluar ramadhan. Jikalau ada individual yang di luar bulan suci ramadhan hari-harinya penuh dengan maksiat maka memasuki bulan suci berhijrah ke jalan Allah menuju jalan kebahagian dunia dan akhirat, dengan demikin kita akan menemukan ketenangan jiwa, raga, ketenteraman, karena tujuan hidup sudah terarah.

Sauadara-saudaraku, walupun kita belum berpuasa namun tulisan ini akan lebih dulu menjumpai orang-orang  yang akan berpuanya agar menjadi ma’rifah bagi seluruh umat mukmin. Ketahuilah bahwa dalam  berpuasa, hendaknya mensucikan hati dari segala aib, sucikan jiwa dari segala noda, dan bersihkan tubuh dari segala kotoran. Berlepas dirilah kepada Allah dari musuh-musuh-Nya, tuluskan hati dalam mencintai-Nya, berpuasalah dari segala larangan-Nya dalam kesunyian dan terang-terangan, takutlah kepada Allah dengan yang sebenarnya dalam kesunyian dan terang-terangan, serahkan diri kepada Allah pada hari-hari puasa, kosongkan hati untuk-Nya, dan bagilah dirimu untuk-Nya dalam menjalankan perintah-Nya dan berdoalah pada-Nya. Jika  telah menjalankan semua itu, maka kita adalah orang yang berpuasa karena-Nya alias Ikhlas karena Allah SWT tak ada niat yang lain. Perlu saudara-sauadarku ketahui bahwa bulan suci ramadhan merupakan bulan, Allah SWT melipat gandakan amal (Pahala) kebaikan seseorang.

Berbahagialah bagi kaum muslimin yang akan memasuki/manyambut bulan suci ramadhan yang dikhususkan untuk ummat habibullah Muhammad SAW. Sebab di bulan ini seorang individual mukmin mendapatkan waktu yang tepat khusu’ beribada  Kepada-NYA dibarengi dengan puasa yang ikhlash seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW:

Dari Abu Hurairah berkata:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa yang puasa karena iman dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.

Pada bulan yang paling indah ini yang sangat besar ganjarannya disisi Allah  dan berlimpah; karena itulah hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang agung ini dan menerimanya dengan taubat yang nusuh (sebenarnya) dan niat yang benar untuk ketaatan, dan keinginan yang kuat, himmah aliyah (semangat yang bergelora) untuk melanjutkan ketaatan hingga akhir ramadhan; sehingga menjadi orang yang ditulis oleh Allah terbebas dari api neraka, dan perbanyaklah di dalamnya amalan-amalan kebaikan.

My Brothers fil Islam……..Bulan suci  Ramadhan dimana orang –orang  muslim menjalankan ibadah puasa yang mngandung beberapa makna, nilai sekaligus melatih individual muslim  dalam beberapa hal diantaranya  poin yang paling penting adalah:

Kesabaran : Puasa terdapat di dalamnya nilai kesabaran dan  penuh jiwa pejuang adalah yang mampu mengemban rasa haus, lapar dan hawa nafsu, menerima dengan riang gembira akan rasa letih, sederhana dan kerasnya hidup, selama hal tersebut berada di jalan Allah.
Sehubungan dengan turunnya Rahmat Allah SWT di bulan suci ramadhan hendaknya orang mukmin senantiasa memperbaiki silatu rahmi, sebarkan kasih sayang  hindari sifat dengki dan penyakit-nyakit hati lain lainnya, dengan demikin rahmat Allah akan datang dengan mudah.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya  orang-orang beriman adalah bersaudara, karena itu perbaikilah hubungan dua saudara diantara kalian dan bertaqwalah kepada Allah agar kalian diberikan rahmat”. (Al-Hujurat:10)

Hikmah Menahan Lapar: Dalam menjalankan ibadah puasa tentunya rasa lapar haus dahaga sehingga dapat menimbulkan pemikiran bahwa dunia yang sangat lebar ini tentunnya ada saudar-saudara kita yang merasakan hal ini di luar bulan suci ramadhan sehingga seorang mukmin hatinya akan terketuk untuk bersikap dermawan.

Bulan Suci Ramadhan ….rasanya rindu akan terobati dengan kehadiran bulan suci ramadhan yang hanya hadir sekali dalam setahun oleh karena itu kembali al-katib mengingatkan Mamfaatkanlah momen Bulan Suci Ramadhan Untuk Bribadah dengan Khususebab Ramadhan yang akan datang berikutnya belum tentu jasad ini akan menikmatinya. Semua ketukan jari ini merupakan ketukan jari seorang manusia biasa bukan manusia maksum dengan ini saya katakana Wallahu a’lam Bishowab.Syukron………….

          By Sukmahadi@:  Bersama Dosen Studi Islam di Maroko. Afrika Utara.
Alhamdulillah Berkat Allah SWT. Tulisan ini berhasil dipublikasikan di situs media sosial islam dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2012/06/21287/marhaban-yaa-ramadhan/

(Artikel Yang Kutulis  Di Negeri Seribu Benteng (Maroko) Sebagi Pengobat Rindu Pada Kampung Halaman, Penulis Mahasiswa Indonesia Di Maroko)




Kamis, 21 Juni 2012

Dalil Dalam Al-Quran Tentang Sesatnya Ahmadiyah


Amir Nasional Pengurus Besar Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Abdul Basit menegaskan Jamaah Ahmadiyah meyakini bahwa pangkat Nabi Muhammad SAW sebagai khatamun Nabiyyin (Penutup Para Nabi) tidak menutup munculnya nabi setelah Muhammad SAW.
Dengan perkataan ini, telah jelas bahwa Ahmadiyah merupakan ajaran yang sesat dan menyesatkan bahkan fatwa Ulama mengkafirkan ajaran ini. Walaupun Ahmadiyah berkali-kali mengatakan percaya, yakin kepada Al-quran tapi kenyataannya Ahmadiayah mendustakan dan meragukannya juga karena telah jelas dalam Firman Allah SWT:

 « ما كان محمد ابا أ احد من رجالكم ولكن رسو ل الله وخاتم النبين و كان الله بكل شيء عليما« 
Artinya : "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al ahzab: 40)

 Kata penutup para nabi ini telah jelas bahwa tidak  ada nabi sesuda Nabi Muhammad SAW. Kalau Jamaah Ahmadiayah benar-benar berpedoman kepada Al-quran maka seharusnya tidak mempercayai Pria yang berkebangsaan India Hazrat Mirza Ghulam Ahmad  sebagai Nabi dan Rasul. Abdul Basit menegaskan bahwa Jamaah Ahmadiyah meyakini bahwa pangkat Nabi Muhammad saw sebagai khatamun nabiyyin (Penutup Nabi) tidak menutup munculnya nabi setelah Muhammad SAW , berarti abdul Basit meragukan firman Allah (Al-Quran) karena apa yang tertera di dalamnya semua benar dalam surah Al-Baqorah disebutkan :

ذ لك الكتاب لا ريب فيه
Artinya : Inilah kitab yang tdak ada keragu-raguan di dalamnya (Q. Al-Baqorah ayat 2)

Perbedaan antara muslimin dengan Ahmadiyah  bahwa muslimin adalah orang yang beribadah kepada Allah semata dan menjadi pengikut Rasulnya Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan beriman bahwa dialah shalallahu ‘alaihi wasallam penutup para nabi dan tidak ada nabi setelahnya. Adapun ahmadiyah adalah orang yang mengikuti Mirza Ghulam Ahmad, mereka adalah orang-orang kafir dan bukan muslimin, karena mereka meyakini bahwa Mirza adalah nabi setelah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Dan barang siapa yang berkeyakinan seperti ini maka dia kafir menurut seluruh ulama muslimin, dan berdasarkan firman Allah di atas.

Salah satu jamaah Ahmadiyah mengatakan bahwa di seluruh belahan dunia, di manapun orang-orang Ahmadiyah berada berkeyakinan dengan kuat , Tiada Tuhan selain Allah, dan yang tak dapat di tawar lagi Muhammad adalah RosulNya.
Oleh karena itu jikalau kalian meyakini bahwa “Tiada  Tuhan Selain Allah dan Muhammad Adalah RosulNya”  maka ikut, yakin,  dan percayalah kepada seluruh Firman Allah dan Seluruh Sabda Rosul Muhammad SAW. Berikut Sabda Rosul:
Yang Artinya: “Aku adalah penutup nabi-nabi, tidak ada nabi setelahku”.(Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad, Al Bukhari, Muslim dan Abu daud)

Wahai para Jamaah Ahmadiyah sekarang buktikan kalau kalian benar-benar  yakin bahwa Muhammad
adalah Rosul Allah maka percayalah sabda (perkataan) beliau seperti di atas (Penutup Nabi-Nabi) tidak ada Nabi sesudahku.

Walaupun para Jamah Ahmadiayah mengungkapkan secara lisan di berbagai media percaya kepada Al-quran dan As-Sunnah tetapi realita sekarang tetap saja menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, maka coba renungi firman dan sabda rosul di atas semuanya telah jelas bahwa tidak ada Nabi/Rosul sesuda Nabi Muhammad SAW.

Penulis sendiri mengamati bahwa sampai saat ini gerakan semacam Ahmadiyah ataupun semacamnya sama sekali tak terdapat di Negara Kerajaan Maroko ini. Saya sebagai Mahasiswa Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah Fez, Maroko sempat mewawancarai bebrapa Syekh dan para Mahasiswa  seraya berkesimpulan bahwa tidak ada Nabi/Rosul sesuda Nabi Muhammad SAW.
Kita senantiasa berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus, dan mudah-mudahan ulasan di atas bermamfaat bagi pembaca  Wallahu A’lamu.
 Jika dalam tulisan ini terdapat kesalahan mohon dimaafkan karena saya adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan (Al-insanu Mahallul khothoi wan nisyan)Syukron.


 Foto Bersama Para Santri dan Syekh Darul Tahfizh Quran Kota, Fes. Maroko, Afrika Utara.

Ditulis Oleh Mahasiswa Indonesia di Maroko.Email: afikrihaditomandar@yahoo.com


Sabtu, 16 Juni 2012

Sinopsis: Resensi Novel "Ouhibbouki, Areta''


Berbekal akan  kepedulian terhadap pendidikan islami di Indonesia,  penulis melakukan observasi mengenai kurangnya sosialisasi terhadap pendidikan islam, dimana masih banyak kekeliruan dan ketidakfahaman terhadap tradisi dan modernisasi pendidikan islam menuju milenium baru. Padahal, pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Kajian pendidikan islam nampaknya termasuk kedalam bidang yang belum tergarap secara serius dalam studi islam secara keseluruhan. Karena relatif langkanya kajian-kajian serius mengenai kependidikan islam ini, dapat dipahami bahwa pemikiran kependidikan islam juga tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Salah satu bukti konkrit adalah, ketika kerajaan Maroko yang hingga kini memberikan jatah 15 kursi beasiswa untuk pelajar di Indonesia setiap tahunnya, masih saja tidak terisi dengan sempurna. Padahal ada begitu banyak pemikir-pemikir berkaliber internasional jebolan beberapa Universitas di Maroko yang beberapa kitabnya digunakan di seluruh pesantren di Indonesia, contohnya seperti Al-Jabiri dengan pemikiran kritik nalar nya, Salim Yasfut dengan pemikiran Epistemologinya, Abdul Majid As-Sugair dengan pemikiran relasi kekuasaan VS pengetahuan, Muhammad Sabilla dengan pemikiran modernitasnya, Abdussalam Benabdelali dengan pemikiran filsafat kontemporernya, Abdullah Ar-rawi dengan pemikiran sejarahnya, Taha Abdurrahman dengan pemikiran filsafat bahasa dan akhlak, dan lain sebagainya.

Novel “Ouhibouki, Areta” (dibaca : Uhibuki, Areta ) ini, dimana memiliki makna “Aku mencintaimu, Areta” dalam bahasa Darijah Arabia, bahasa sehari-hari rakyat Maroko, merupakan sebuah novel yang mengangkat dan mensosialisasikan pendidikan islam, juga persahabatan antara Indonesia dan Maroko yang sudah terjalin selama setengah abad lamanya. Ada banyak kisah yang sudah terjalin selama menjadi “Akh Shaqiq”atau sebutan Maroko untuk Indonesia, yaitu saudara kandung.

Novel yang mengambil setting di negeri Al-Maghribiyah ini,  tak hanya mengupas ke-eksotikan setiap sudut Maroko dengan sebutan negeri matahari terbenam, yang memiliki bermacam pancang kuat yang mendeskripsikan betapa agungnya setiap sudut sudut kota di negeri seribu benteng ini. Tetapi juga memuat perjuangan dua insan manusia yang berjuang untuk lebih mempererat tali persaudaraan dua negara dan menjadi motivasi para pelajar di Indonesia untuk berjuang dan membangkitkan semangat negeri dalam rangka memperbaiki citra islam di mata dunia.

            Asyam Bahiir, adalah seorang pengajar di Pesantren Tawalib Putra Padang Panjang, yang lulus seleksi beasiswa S2 di Universitas Mohammad V-Rabat, ibukota Morocco. Ia terkenal sebagai seorang laki-laki yang sangat cerdas dan mempunyai cita-cita luhur, ingin membawa bekal dakwah sesuai dengan obsesinya yang begitu besar yaitu berdakwah membawa kecerdasan intelektual, berkiblat pada ajaran ajaran para pemikir  berkaliber Internasional, jebolan negeri seribu benteng yang disebut juga sebagai negeri matahari terbenam, yaitu Morocco

            Asyam sangat mengagumi Nisrina, seorang wanita yang sangat tegar ketika di tempa ujian berat bertubi-tubi dan membuat hidupnya berantakan. Kekagumannya itu membuatnya ingin menikahi Nisrina, agar supaya ia dapat melindungi wanita itu dari luka dalam kehidupannya. Namun ujian yang dihadapi Nisrina memang tak henti-henti. Menjelang pernikahannya dengan Asyam pun, Allah menguji mereka dengan sebuah takdir yang tak dapat dielakkan. Dari itulah Asyam menganggap bahwa cinta adalah sesuatu yang tak harus di agung-agungkan, karena cinta belum tentu membawa manfaat.

            Prestasi dan karir Asyam yang gemilang di negeri seribu benteng itu, tak lepas dari support Areta, wanita berdarah asli Maroko dan Indonesia, yang juga menerima beasiswa S2 untuk memperdalam ilmu Islam di negerinya sendiri, negeri Al-Maghribiyah. Bersama Areta, Asyam seperti menemukan oase yang berbeda dari seorang Nisrina. Areta yang sangat cerdas, lantang ketika berbicara serta bahasa tubuhnya yang mengagumkan, membuat Asyam memiliki perasaan berbeda yang tak ia sadari. Asyam masih saja menganggap bahwa cinta adalah sesuatu yang dilarang agama. Maka dari itu, ia selalu menepis perasaannya.

            Hubungan bilateral antara Indonesia dan Maroko semakin baik dengan munculnya gagasan-gagasan penting dari seorang Asyam dan Areta. Perlahan, kursi yang disediakan negara Maroko untuk memberikan jatah beasiswa kepada mahasiswa Indonesia, kian menunjukan perkembangan yang baik. Begitu juga pertukaran budaya yang di galakkan oleh Asyam. Banyak dari masyarakat Maroko yang akhirnya menyambut suka cita terhadap seni kebudayaan negara Indonesia. Asyam pun menjadi tokoh yang di kagumi para petinggi kerajaan Maroko dan juga mahasiswa, khususnya mahasiswa Indonesia yang berada di Maroko.

            Hingga akhirnya takdir berbicara lain, banyak hal yang terjadi di luar dugaan dan kehendak manusia. Ketika Asyam menyadari bahwa ternyata cinta itu tak dilarang syariatnya dalam agama, selama tidak melanggar hukum Allah, maka Asyam mulai merasakan dilemma cukup hebat, antara fokus terhadap pendidikan dan karirnya, juga cinta yang tak kunjung hilang, membuat imannya serasa di koyak-koyak. Disinilah pergulatan hati Asyam yang sangat hebat. Pesona Areta dan kesempatan untuk selalu bersamanya, sempat melululantahkannya. Namun karena kekuatan hatinya, Asyam tetap memilih untuk mendedikasikan dirinya dan kembali ke negerinya Indonesia, lalu meninggalkan Areta.

            Ketika segala sesuatu tidak sesuai kehendak manusia, maka Qada dan Qadr lah yang memiliki andil untuk membuat manusia bisa menerima hidup sesuai kehendak sang illahi. Cinta yang tarjadi didalam novel ini pun, merupakan ungkapan hati dari Asyam Bahiir dan Areta yang memang sama-sama mengagumi seorang pujangga asal Cordoba. Cinta tidak dilarang syariatnya dalam agama. Cinta adalah urusan hati, dan hati adalah urusan illahi...
     Dapatkan kisah selengkapnya hanya dengan memiliki novel "Ouhibouki Areta". Tu lagi Ngantri...he he...

         ini Foto Penulis Novelnya:.........
Pemilik Blog Adalah Mahasiswa Indonesia di Maroko, Afrika Utara.
Email: afikrihaditomandar@yahoo.com

Sumber: Kawan di Maroko yang juga terlibat dalam penulisan novel ini
http://el-hilaly.blogspot.com

Senin, 11 Juni 2012

Peluncuruan Novel “Ouhibouki…Areta” *: Sajian imajinasi penuh sensasi.


Kurang dari seminggu lalu, facebookku di tag seorang sahabat di dunia maya ini. Melalui tautan media jejaring sosial yang marak ini persahabatan kita bisa semakin luas dan cepat. Tanpa mengenalnya terlebih dahulu secara dekat, sahabatku mengirimkan invitation  launching  novel “Ouhibouki…Areta.” Terus terang saja, aku belum sepenuhnya mengerti apa yang menarik dalam undangan tersebut. Akhir minggu ini seharusnya aku berada di luar kota tetapi karena satu hal, aku tak bisa memenuhi undangan pernikahan salah seorang kerabat dekat. Singkatnya, ternyata aku lebih di takdir kan untuk hadir di sebuah acara peluncuran novel di bilangan daerah bisnis di Kemang, Jakarta Selatan.

Dalam invitation tersebut disebutkan lokasi yang berlabel Bobby D’s restaurant and bar di lantai 1 The Mansion Shopping Arcade Kemang. Meski tak tepat pukul dua siang, acara peluncuran novel pun dimulai. Dengan dipandu seorang pembawa acara salah seorang personil P. Project, Away, yang berpenampilan mirip seperti A’a Gym cukup mampu memulai acara dengan santai dan penuh canda tawa. Entah disengaja atau tidak, acara hingga akhir pun berjalan penuh keceriaan.

Menempati sebuah restauran yang tidak terlalu luas namun cukup menampung para undangan yang berkisar sekitar mendekati angka seratus orang, acara ini mungkin cukup dibilang sukses bila dipandang dari penuhnya ruangan. Para undangan yang teridri dari beragam usia dan pihak seperti pihak keluarga, kerabat dan handai taulan penulis, sahabat-sahabat, serta para pihak pendukung terbitnya novel ini seperti pihak penerbit, wartawan dari beberapa media juga tampak hadir. 

Setelah dibuka dengan pembacaan doa bersama, acara terus bergulir dengan sambutan dari pihak penerbit yaitu Indie Publishing, kemudian penulisnya Risma el Jundi. Pihak penerbit yang langsung dihadiri oleh pimpinannya, Kang Dhani menjelaskan beberapa latarbelakang mengapa novel ini begitu menarik dirinya. Dalam paparannya yang singkat beliau mengatakan, selain instinct business yang menjadi pertimbangan bahwa novel ini akan sukses dalam debut penjualananya, novel ini begitu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan novel-novel yang sudah ada. Novel Ouhibouki…Aretaini begitu unik kehadirannya karena merupakan novel islami pertama yang disertai dengan original soundtrack. Tentu ini akan menjadi daya tarik tersendiri selain tema yang diusungnya yaitu tema pendidikan, kebudayaan dan persahabatan antara Indonesia dan Maroko yang dibumbui kisah cinta ala pujangga Cordoba.

Penulis novel ini, yang bernama asli Rismawanniati, berprofesi sebagai seorang istri dan ibu dari seorang putra, berkelahiran di Jakarta, berterus terang tentang dirinya ketika mendapat giliran memberikan sepatah dua patah kata dalam acara ini. Ia mengakui bahwa dirinya hanyalah penulis pemula yang beberapa tahun terakhir ini begitu menggemari dunia tulis menulis sambil menjalankan kewajiban sehari-harinya. Waktu luang dalam mengurus rumah tangga terasa berharganya jika terbuang begitu saja secara percuma. Maka ketika ada kesempatan menulis, beliau selalu menyempatkan dirinya untuk terus melatih dan memasihkan kemampuan menulisnya. Beberapa buku antologinya pun telah terbit mengawali karir kepenulisannya. Dan novel ini merupakan naskah yang ditulis dan dibuat dengan segala keterbatasannya ketika dirinya tertarik untuk mengikuti lomba menulis novel islami di salah satu harian ibukota. Dari naskah yang mencapai lima ratus buah, naskah dirinya mampu lolos seleksi hingga masuk 25 besar.

Minggu demi minggu menjadi begitu menegangkan ketika menunggu pengumuman tahap seleksi selanjutnya.  Namun sayang  Dewi Fortuna belum berpihak kepadanya, ternyata naskah ini harus tertahan sampai di 25 besar saja. Hubungan dan pergaulan yang luas akhirnya membawa Risma dengan semangat yang tak pernah padam ini tersulut kembali. Doa dan tahajudnya ternyata memberikan jalan yang tak terduga dari Sang Maha Mendengar. Pertemuan dengan Indie Publishing kembali menggelorakan semangatnya. Pucuk dicinta ulam tiba. Selain keluarga dan kerabat dekatnya yang sangat mendukung agar tulisan novelnya tersebut bisa diterbitkan dengan segala kemampuan yang serba terbatas. Hampir saja Risma tak sanggup meneruskan cerita karena suara dari dalam tenggorokan begitu serak saking terharunya menceritakan proses perjalanan dan perjuangannya dalam membuat dan menyelesaikan novel ini.

Ditengah-tengah acara, hadirin disuguhkan sebuah original soundtrack novel yang merupakan alunan sangat khas dari irama seperti perpaduan musik dari daerah timur tengah dan afrika, alunan musik yang dibawakan oleh Papa Romantic. Kehadiran musik ini ternyata tidak hanya dalam acara launchingnya saja, melainkan benar nyata bahwa lagu tersebut diciptakan sebagai soundtrack novel. Seorang vokalis, yang biasa dikenal dengan panggilan A’a Ogest Yogaswara menyampaikan bahwa beberapa lagu dan aransemen yang diciptakannya memang benar-benar terinspirasi dari kisah dalam novel ini.

Sang vokalis, Ogest menjadi sosok yang begitu menginspiratif bagi yang mengenal dan mengetahui kondisinya. Meski beliau memiliki keterbatasan fisik, sudah tak mampu berdiri sempurna dengan kedua kakinya sehingga memaksa duduk di kursi roda, dan hanya mampu menggerakkan tangan sebelah kiri, keterbatasan nafas, sekitar 20% dari nafas normal, ia mampu menghipnotis hadirin dengan olah vokalnya yang menarik. Selain vokal, ia pun termasuk song writer dari beberapa lagu yang sengaja dipersembahkan dalam bentuk kepingan CD menjadi satu paket karya seni ini. So…pembaca novel ini nantinya akan begitu dimanjakan dengan  menikmati sajian sebuah imajinasi penuh dengan sensasi.

Novel Ouhibouki…Areta, meski ditulis oleh seorang penulis pemula tampaknya tidak dapat disepelekan dari segi ide dan kreatifitasnya. Tentu bukan sekedar latah dan gagah-gagahan dalam menentukan setting alur cerita di dua negara Indonesia dan Maroko. Penulis pastinya memiliki alasan dan latar belakang yang begitu menginspirasinya. Maka tak ayal, sangat membanggakan dalam halaman awal novel ini dilampirkan kata pengantar dari Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja. Dalam pengantarnya beliau menggaris bawahi kelahiran dengan pernyataan,”Novel ini tidak semata hiburan di kala senggang. Novel ini juga mengandung semangat melanjutkan perjuangan para tokoh dan ulama besar Indonesia dan Maroko untuk membangun peradaban dunia.”

Ada satu hal lain yang menjadi nilai lebih dari novel ini. Ketika memasuki tahap finishing, naik cetak pihak penerbit dan penulis belum menemukan konsep design cover novelnya. Beberapa design tawaran para design graphic belum ada yang memenuhi kepuasan Kang Dhani, Indie Publishing untuk secara maksimal memberikan dukungannya untuk novel ini. Secara tak sengaja, beliau pun iseng searching google untuk mencari model untuk cover novel ini. Tak tahu alur ceritanya hingga kemudian bertemu dengan seorang gadis cantik pemenang Muslimah Beauty 2011 pemilik nama Dika Restiyani, yang biasa akrab disapa dengan Resti yang kini baru saja menyelesaikan studi S2-nya di Nanyang Technological University of  Singapore dengan konsentrasi studi International Political Economy. Dengan proses yang begitu singkat seusai membaca sinopsis dan isi novel ini, Resti pun sempat terkaget-kaget ketika selesai membacanya. Tokoh Areta dalam novel ini begitu banyak kemiripannya, tidak hanya secara fisik  tetapi sampai pada sifatnya pun begitu menyerupai dirinya. Maka ketika dikonfirmasi ia hanya menjawab,”Ini sih gue banget!” ujarnya spontan kepada Kang Dhani dan Risma. Dan tak disangka pula, penulis dan model cover ini begitu nge-kliknya hingga mereka merasa dipertemukan dalam sebuah keridhoan Allah SWT untuk mewujudkan visi dan misinya yang ternyata juga banyak memiliki kesamaan.

Andaikan saja Dewi Fortuna yang dulu datang tak berpihak sepertinya sebentar lagi akan datang menghampiri penulis dan beserta pihak pendukungnya. Kesuksesan tinggallah soal waktu karena bukan suatu yang mustahil jika karya ini mampu menarik pihak produser film untuk diangkat ke layar lebar. Kegigihan dalam segala keterbatasan satu persatu telah dilaluinya dalam proses melahirkan suatu karya. Maka kita patut menyambut dengan rasa kekaguman dan bangga karena jejak langkahnya memberikan isnpirasi bagi banyak orang untuk terus berkarya dengan segala kegigihannya. Dan juga tujuan penulis untuk berharap agar talenta yang diberikan Allah Ta’ala ini kiranya dapat bermanfaat bagi orang banyak dan menjadi ladang amal hidupnya. Seperti doa yang dipanjatkannya tepat di hari yang paling berbahagia dalam hidupnya karena peluncuran novel ini juga bertepatan dengan hari kelahirannya.

Selamat ulang tahun Teh Ima…Semoga sukses dunia dan akhirat!
Salam untuk Mbak Resti ‘Areta’ ya… ;)

* Ouhibouki...Areta (Bahasa Maroko): Aku mencintaimu...Areta. 

Jakarta, 10 Juni 2012

 Catatan ini, ditulis oleh oleh Mas Akung, putra duta Besar RI untuk kerajaan Maroko. (Copas dari catatan FBnya) berikut FBnya. http://www.facebook.com/krisna.wijaya1 dan ini Facebook penulisa novelnya, Risma El Jundi, http://www.facebook.com/risma.ummujundi

Ayo Segera baca dan miliki novelnya selamat membaca......salam dari pemilik blog di maroko.

email: afikrihaditomandar@yahoo.com



Sabtu, 09 Juni 2012

Masjid Indonesia Di Maroko

Indonesia, sebuah negara besar yang berada di bagian tenggara benua Asia, ternyata telah memiliki pengaruh yang luar biasa terutama sejak zaman awal kemerdekaan.
Jauh dari ujung tenggara benua Asia, nama Indonesia telah banyak diabadikan di negara-negara yang telah ikut kagum dengan semangat kemerdekaan. Salah-satunya Maroko, sebuah negara yang berada di ujung barat Afrika Utara, yang telah mengukirkan nama Indonesia sebagai nama salah satu masjid di Kota Kenitra, Maroko.
Hingga saat ini, Masjid Indonesia di Kenitra masih berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik sebagai tempat ibadah kaum Muslimin. Tidak banyak yang tahu keberadaan masjid dini. Para orang indonesia yang berkunjung ke Maroko, bahkan warga Indonesia yang berdomisili di Maroko pun, belum tentu tahu tentang keberadaan masjid Indonesia ini. Mereka lebih akrab dan lebih tahu tentang Rue Soekarno (Jalan Sukarno) di Kota Rabat, Jalan Jakarta dan Jalan Bandung di Kota Casablanca.

Padahal penamaan masjid ini pun tidak terlepas dengan penamaan nama-nama jalan sebagaimana disebut di atas serta pembebasan visa bagi warga Indonesia sebagai hadiah dari Raja Mohammed V kepada Presiden pertama Indonesia Sokerno dalam kunjungan pertamanya ke Maroko, 2 Mei 1960, yang merupakan kunjungan pemimpin  dunia pertama ke Maroko setelah meraih kemerdekaan dari penjajahan Perancis.

Masjid yang terletak di samping Souk Houriya, kawasan Biranzaran Kota Kenitra ini hingga saat ini masih menjadi salah satu pusat pengajaran dan  pemberantasan buta huruf dan pengajian singkat setelah shalat maghrib.

Jika dilihat dari jenis dan bentuk bangunan, Masjid Indonesia berbeda dengan masjid-masjid di Maroko umumnya. Pernah ada dari orang Maroko bercerita bahwa beberapa arsitek yang ikut membangun didatangkan dari Indonesia. Begitu pun dengan menara masjid yang agak sedikit berbeda. Kalau menara masjid Maroko umumnya berbentuk balok yang tinggi, menara Masjid Indonesia berbentuk segi empat yang di atas lebih kecil di banding bagian bawah menara.

Namun saat ini, tidak banyak yang tahu kisah dan sejarah dari pembangunan masjid ini kecuali orang Maroko yang sudah berumur tua. Kita sebagai Warga Indonesia di Maroko diharapakan mampu menjaga hubungan baik yang telah dibangun melalui sejarah yang panjang.


Senin, 04 Juni 2012

Gadis Muslimah dan Era Globalisasi


Gadis, wah jika melihat kata gadis pastinya akan terbayang seorang wanita yang cantik, nan lembut, pandangannya tersorot bagaikan sinar matahari menyinari bumi, hingga bisa membuat tanaman tumbuh subur. Namun kali ini, goresan dari seribu benteng ini , akan membuat suatu tetesan tinta yang real, dan rasional antara gadis muslimah dan era globalisali.
Gadis muslimah, tetunya kata gadis muslimah akan terbenak dalam pikiran bahwa yang dimaksud dengan gadis muslimah adalah seorang gadis yang senantiasa menjaga tingkah lakunya dengan syariat, mulai dari pakaian sampai dengan hubungannya terhadap sesama muslim dan muslimat.

Memandang keseluruh arah akan ditemukan banyak gadis yang bisa mencetak umat Muhammad SAW, namun hati menjadi miris, ketika melihat seorang gadis tak peduli pada diri sendiri dengan membiarkan dirinya terjerumus ke dalam api neraka, mengapa demikian..?sebab suda jelas  dan nyata di dalam al-quran  dan assunnah cara, bagaimana seharusnya berpakaian, tapi perhatikanlah realita saat ini  sangat banyak muslimat dalam kartu tanda penduduknya islam tetapi pakaian, prilakunya masih menonjolkan pakaian dan prilaku orang kafir, bahkan lebih para dari pada budaya-budaya jahiliyah di zaman rosullah seakan akan muncul lagi. Tanpa disadari sebenarnya orang yang selalu ingin mengikuti budaya barat, pakaian barat, dengan alasan sekarang adalah era globalisasi jadi seharusnya hiduplah dan berbaurlah dengan gaya ala barat tanpa menghiraukan apakah budaya-budaya cultur ini sudah sesuai dengan syariat….? Tanpa sadar kita menuju gaya jahiliyah jika tidak menggunakan syariat islam. Maka bercerminlah sesungguha wanita atau gadis yang mulia adalah wanita yang mengikuti ummul mukimin aisyah istri rosulullah.

Gadis dan era globalisasi, tempo dulu zaman  belum nmengenal apa itu computer, internet, pesawat, nah sekarang banyak hal-hal baru yang lahir dan begitu pulah kehidupan akan terus berlanjut,berputar bagaikan roda kendaraan tanpa rem, namun sekarang ini suda menjadi fitra seorang gadis harus menjaga penampilan dan tingkah laku. Sejanak merenungi realita saat ini kebanyakan wanita yang mengaku muslimah tetapi kesehariannya lebih banyak menghabiskan waktu berhura-hura dari pada beribadah kepada Allah SWT, bahkan bukan cuman wanita, pria pun demikian banyak diantara kita  bangga jika menjadi seorang artis sinetron ketimbang menjadi seoarang muballig risalah nabi, bahkan sangat teringat dalam benak penulis, disaat embun pagi menghiasi hari-hariku tak sengaja menbuka salah satu chanel TV, sempat tertayang miss universe, kebetulan salah satu peserta yang ikut putrid Indonesia, ya Allah andai kata hati  bisa meneteskan air mata, maka terteteslah air dari hati penulis ketika melihat putri Indonesia telanjang bulat, tanpa busana, dalam rangka lomba lari salah di salah satu Negara, demi mencapai sebagai putri universe,  semua akan dilakukan demi meraih title sebagai putri utusan Indonesia, pakaian, tanpa busana pun rela terbang dari tubuh hanya kenikmatan sesaat.

Yang lebih mirisnya lagi ketika para wartawan yang haus akan berita, sang ibu dari calon putri tersebut diwawancari soal anaknya di luar negeri tanpa busana bergelumutan dengan pasir dan jadi bahan tontonan para hidung belang di seluruh dunia,,,tau ngga apa kata ibu calon putri tersebut…..?
Ya ngg pa2 itukan demi mengharumkan nama Negara, Negara republic Indonesia,,,,
Padahal tak ada lain keyakinan yang digeluti sang ibu dan buah hatinya tersebut adalah agama islam, bumi ini akan jadi apa jika para muslimah meniru perilaku semacam itu, ya Allah bukalah hati para bidadari islam di dunia, agar mereka menuju cahaya iman dan takwa.

Tahukan, jika bahwa seluruh umat nabi Muhammad SAW akan masuk syurga…?hal ini sudah terukir indah dalam haditsnya:’Dari abu huraira ‘’ Sesungguhnya rosulullah SAW bersabda : Semua umatku masuk syurga, kecua yang tidak mau, lalu para sahabt bertanya: siapa yang tidak mau ya rosulullah…? Barang siapa yang mentaatiku maka dia masuk syurga dan barang siapa yang tidak mentaatiku maka dia yang tidak mau masuk syurga. Kitab (Shohih Bukhari hal 93).

Nah tentunya setelah menyimak jaminan di atas, patuhilah perintah Rolul, jangan bimbang lagi, apa dan bagaimanan bentuk pematuhan itu, sudah rea,l bahwa dengan mengikuti perintah Allah yang bisa diketahui melalui sastranya dalam al-quran dan assunah dalam karya Nabiyyullah Muhammad SAW, tentunya melalui petuntuk dari tuhan yang maha esa, bukan perkataan sewenang atau nafsu belaka beliau.

Aduh tetesan dari negeri maghribi ini kayanya uda mulai molor nich ntar bacanya bosan hech……jadi para muslimah yang kuncintai karena Allah, berkompaslah dalam menempu hidup, tanda-tandanya sudah jelas ke mana arah sandiwara kehidupan ini. Semua gaya, pakaian, model, apapun gambaran kehidupan dunia ini, saringlah dengan sastra Allah (Al-qur’an) dan sastra rosulnya (al-hadits). Jika semua sudah muwafiq/sesuai lanjutkan langkahmu menuju ridho Allah SWT. Maukah kita meraih syurga dengan ridho Allah caranya gampang, cintai rosulullah dan cintai apa yang dibawanya,
Cinta tanpa realita bagaikan menulis di atas air’’
Qoida cinta pun berlaku dalam hal ini, Allah SWT Berfirman kepada Nabi Muhammad SAW: “Katakanlah (Wahai Muhammad) Jika kalian benar-benar cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad) niscaya Allah mengasihi dan dan mengampuni dosa-dosa kalian.”(QS. An-nisa Ayat 31)

Nah sudah jelas kompas hidup ada di al-quran dan as-sunnah, camkanlah, pupuklah iman agar tetap teguh dalam memeluk agama yang mulia ini. Cobalah jadi mata DUITan, yang matanya dan hatinya selalu diharumi dengan bungan mawar duit, DUIT…….D=doa U=Usaha I=Iman dan T=Taqwa. Jika belum siap jadi muslimah yang kaffah cobalah tips di atas mulai dari doa, usaha, pada ahirnya akan membuahkan hasil iman dan taqwa. Tips ini pun berlaku bagi seorang putra yang ingin menjadi penghuni syurga, jadilah seorang muslim dengan memeluk islam secara kaffah. Salam ukhuwah.
tulisan ini dipublikasikan juga oleh situs media sosial islam. Dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2012/06/21165/gadis-muslimah-dan-era-globalisasi/

By: Sukmahadi (Mahasiswa Indonesia di Maroko)
Kirim pertanyaan via email: afikrihaditomandar@yahoo.com/sukmahadiadi@yahoo.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More