Bila Enkau Hidup Hari ini, Jangan Menunggu Hari Esok Untuk Beribadah, Karena ajal/kematian Akan Memjemputmu Kapan saja, Tanpa Disangka-sangka

Minggu, 27 November 2011

IDUl ADHA DI NEGERI SERIBU BENTENG MAROKO

Negeri Seribu benteng, disinilah salah satu putra mandar kelahiran   Kec.      Karossa Kab. Mamuju merayakan hari Id Adha. Namun kali ini ada yang  berbeda dengan hari raya yang dilaksanakan segenap ummat muslim di tanah air khususnya di Sulbarku yang malaqbi, kali ini  maroko yang terletak di Benua Afrika Utara merayakan hari Id Adha tepat pada tanggal 7 Nopember 2011. 
Hari ini tepat hari senin kami dan teman-teman menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia Rabat, Maroko. 

Dengan satu tujuan yaitu merayakan hari idul adha secara berjamaah ala Indonesia maklum penduduk Indonesia di maroko sangat minim apalagi mahasiswa, saya sendiri merupakan satu-satunya mahasiswa sulselbar yang sedang menempu study strata S1 di maroko, saya berharap kedepannya ada sang pemimpi dari sulbar untuk menuntut ilmu sebab mayoritas mahasiswa Indonesia berasal dari pulau jawa.


 Suasana yang dirasakan pada hari raya Idul Adha  tentunya berbeda dengan perayaan hari raya Idul Fitri yang kita rayakan sebelumnya. Perbedaannya itu adalah karena Idul Adha memiliki nilai historis yang begitu mendalam. Idul Adha atau yang sering kita kenal dengan Idul Kurban, mengingatkan kepada kita bagaiman proses perjuangan yang dilakukan oleh NabiyAllah Ibrahim as. Dimana nabi Ibrahim mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya sendiri, yang bernama Ismail as, putra yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun. Disinilah nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati yang dicintainya, sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena ketakwaan dan kecintaan nya kepada sang Kholik melebihi segalanya, maka perintah tersebut beliau laksanakan juga, walau pada akhirnya nabi Ismail as digantikan dengan seekor hewan kurban.

Dari sini kita mendapatkan pelajaran yang sangat bermakna bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan didalam kehidupan dunia dan di akherat nanti kita harus rela berkorban. Makna berkorban adalah meberikan sesuatu  untuk menunjukan kecintaan kepada orang lain, meskipun harus menderita.orang lain itu bisa anak, orang tua, keluarga, saudara sebangsa dan setanah air. Ada pula pengorbanan yang ditunjukan kepada agama yang berarti untuk Alloh SWT dan inilah pengorbanan yang tinggi nilainya sebagaimana yang telah dipraktekan oleh Nabiyulloh Ibrahim as sehingga beliau mendapatkan predikat Kholilulloh (kekasih Alloh SWT), karena telah mampu mengorbankan sesuatu yang dicintainya yang berupa anak , demi mencapai kecintaan kepada Alloh SWT. Ini sesuai dengan firman Alloh SWT :

« kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Alloh mengetahui. » (Q.S.Ali Imron : 92).

Nah, penulis pribadi setelah pemilihan guberbur berlangsung mengajak marilah melalui Idul Adha ini kita beri makna dengan menciptakan sikap sosial, kepedulian terhadap sesama dengan cara menjalin silaturahmi. Saya berharap dengan hadirnya Idul Adha ini kita satukan visi dan misi menuju sulbar malaqbi secara dunia dan akhirat. Sebagaimana yang telah kita pahami bahwa negara kita merupakan negara Demokarasi yang jika plasback dari defenisi demokrasi yaitu “Dari, Untuk, dan Oleh, Rakyat.

Mari kita tumbuhkan sifat Ukhuwah (Persaudaraan) di hari Idul Adha ini, dengan bersilaturahmi saling memaafkan. Suasana lebaran di Negeri Seribu Benteng  sangatlah berbeda dengan suasana lebaran di sulbar sebab sperti biasa lebaran di sulbar penuh dengan budaya (multikultural)  dan makanan khas ala Sulawesi Barat misalnya saja, ada  buras,  ketupak dan semuanya ala sulbar he he….

Idul Adha, merupakan hari raya dimana umat muslim menyembelih binatang sebagai simbol pengorbanan fisik, namun jika bertafakkur hikmah dibalik semua ini maka akan timbul suatu ideologi bahwa hikmah dari penyembelihan hewan itu merupakan simbol bahwa sifat hewan yang dimiliki oleh anak manusia harus dibuang jauh, artinya harus ikut disembelih separti rakus akan harta yang bukan haknya, melakukan sesuatu di luar rel syariat islam.

Mudah-mudahan dengan hadirnya tetesan pikiran putra sulbar yang sedang menimba ilmu di Negeri Seribu Benteng atau biasa juga disebut Negeri tempat terbenamnya matahari, bisa bermamfaat kepada segenap umat muslim yang membaca artikel ini terima kasih. Salam Sulbar Malaqbi.

Penulis adalah Mahasiswa Sulbar yang sedang menempu Study Strata Satu Jurusan Study Islam Fak. Adab dan Humaniora. Univ. Sidi Mohmmed Ben Abdellah.




Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More