Pagi begitu cerah di bumi kerajaan Maroko, dalam
kesempatan ini suana sangat hangat ketika Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)
Maroko menggelar Musyawarah Besar (MUBES). Harapan yang tinggi hadir dalam jiwa
untuk kemajuan Pelajar/Mahasiswa di Maroko serta di Luar Negeri secara umum.
Hubungan erat antara PPI dan Kedutaan Besar
Republik Indonesia (KBRI) selalu terjalin, sehinggga program-program yang telah
dirilis oleh para pengurus dapat terlaksana, walaupun belum maksimal, olehnya
dalam MUBES ini para mahasiswa senantiasa
bermusyawarah agar budaya-budaya Indonesia semakin dikenal melalui program PPI
Maroko.
Rasa gembira menghampiri para peserta MUBES
karena Duta Besar Republik Indonesia Bapak H. Tosari Widjaja ikut hadir dalam
acara ini, sekaligus membuka secara resmi acara ini. Keberhasilan sebuah
organisai adalah bentuk dari sebuah kerjasama, “kami KBRI mengucapkan terima
kasih banyak atas kerjasamanya selama ini, kita semua adalah Duta Bangsa yang
membawa misi Nasioal”, ujar Duta Besar RI Bapak H. Tosari Widjaja dalam
sambutannya pada acara pembukaan MUBES.
Setelah pelaksanaan MUBES XV pada tanggal 4
september 2012, maka tepat pada hari
jumat 7 september 2012 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko melantik
pengurus baru masa bakti 2012-2013 di ruang serba guna KBRI Rabat.
Pelantikan dilakukan setelah ketua domisioner, H. Ahmad
Shohibul Muttaqin, Lc menyerahkan jabatannya secara simbolis kepada ketua
terpilih H. Habib Chairul Musta’in, Lc dengan disaksikan oleh
Dubes RI untuk Kerajaan Maroko Bpk. H. Tosari Widjaja, Home dan Lokal Staf KBRI
Rabat, Anggota PPI dan tamu undangan.
Dalam sambutan, ketua terpilih mengatakan "PPI ibarat sebuah kapal
yang akan berlayar menuju dermaga, tentunya ia akan menghadapi banyak ombak
besar bahkan badai petir sekalipun, namun itu semua akan mudah dilewatinya jika
seluruh awak kapal mampu bersatu dan mau bekerja sama dengan penuh rasa
tanggungjawab yang tinggi, kerja sama antar Pengurus, Anggota dan KBRI Rabat".
Ada satu hal yang menarik yang bisa diambil pelajran bahwa dalam sebuah
kepemimpinan ibarat sholat berjamaah, ada imam dan makmum, dimana makmum harus
mengikuti imam serta makmum tidak boleh mendahului imam.
Walau demikian tidak berarti seorang imam tidak
boleh ditegur bahkan dalam sholat jamaah ketika imam melakukan kelalaian maka
makmum segera menegurnya dengan bacaan subhanallah. Itulah filsafah
sholat jama’ah untuk seorang pemimpin walau memimpin banyak orang tapi harus
mendengar saran dan kritik dari para
anggota/rakyat”, ujar ketua PPI terpilih
H. Habib Choirul Musta’in Lc, dalam sambutannya.
Bergaya dulu:
By: Sukmahadi (Pengurus PPI Maroko).