Negeri
Seribu benteng, ketika mendengar kalimat ini pastinya akan tertuju ke Benua
Afrika Utara, tepatnya di Kerajaan Maroko. Yah Maroko, sebuah Negara Islam yang
menggunakan bahasa arab layaknya Negara arab pada umumnya. Namun selain bahasa
arab Negara ini juga menggunakan bahasa prancis, maklum Negara ini pernah
dijajah oleh tentara prancis dan merdeka dari jajahan Prancis.
Kali
ini saya akan mengajak pembaca untuk menyimak sejenak suasana Sholat taraweh di
Negeri terbenamnya matahari ini. Tentunya sebagai muslimin yang menetap di
Republik Indonesia haus akan informasi sholat taraweh di luar Negeri.
Ada
hal menarik jika dibandingkan sholat taraweh yang dilaksanakan kaum muslimin di
bumi pertiwi. Sebagaimana yang diketahui
bahwa maroko menganut mahzhab maliki dan muslimin Indonesia menganut mahzhan
syafii. Namun hal itu tak jadi masalah, sekilas pelaksanaan taraweh di sini tak
jauh beda dengan sholat taraweh yang ada di Indonesia, mulai dari takbir sampai
salam.
Namun
hal itu akan menjadi menarik ketika jumlah rakaat dan waktu pelaksanaan taraweh
agak berbeda dengan taraweh pada umumnya di Indonesia. Pertama kali saya menginjakkan kaki di Negeri Seribu
benteng ini, seketika aku terkejut melihat suasana disini, taman-taman kadang
dihiasi umat muslim yang sedang sholat, pemandangan ini sudah menjadi hal biasa
di Negeri ini.
Sholat
taraweh di Maroko bermacam-macam, ada
yang sholat sampai 16 rakaat ada juga yang sampai sholat 20 rakaat. Mungkin
agak berbeda dengan indoneisa, dimana hanya melaksanakan sholat 8 atau 20
rakaat. Nah ini baru sekedar jumlah rakaat, banyak lagi hal menarik yang
mungkin bisa mejadi bahan informasi buwat kita semua.
Untuk pelaksanaan taraweh itu sendiri, disini lebih
menarik lagi. Para muslimin di Maroko menunggu adzan maghrib lalu kemudian
mebatalkan puasa dengan sebiji kurma dan segelas air, lalu dilanjutkan sholat
maghrib secara berjamaah. Untuk mengisi
perut yang seharian tak terisi mereka kembali ke rumah masing-masing.
Setelah
menikmati buka puasa bersama sanat family, tibalah saatnya untuk menuju masjid
dengat niat sholat isya dan sholat taraweh. Dalam pelakasanann sholat taraweh setelah
isya ada masjid yang melaksanakan taraweh dengan jumlah 10 rakaat. Dan ada Juga
masjid yang melaksanakan taraweh dengan jumlah 8 rakaat.
Namun
tak hanya sampai disitu, sebelum tibah waktu sholat shubuh tepatnya jam 3
shubuh, para jamaah tarweh kembali mendatangi masjid untuk menambah jumlah
rakaat taraweh, ada masjid yang menambah hingga 20 rakaat ada juga yang
menambah higga 16 rakaat.
Jika
teraweh setelah isya jumlahnya 8 rakaat maka jam 3 shubuh, jamaah bergagas ke
masjid untuk menambah tarweh 8 rakaat
maka jumlah total 16 rakaat. Jika teraweh setelah isya jumlahnya 10 rakaat maka
jam 3 shubuh jamaah bergagas ke masjid untuk menambah tarweh 10 rakaat maka jumlah total 20 rakaat.
Lalu ditutup dengan witir dan Sholat shubuh. Namun sebelum menuju masjid pada
jam 3 Shubuh, tentunya sudah menikmati sahur di rumah masing-masing.
Itulah
sekelumit seputar ramadhan di negeri seribu benteng, semoga Allah SWT menjadika
kita semua mukmin yang sejati, berpuasa dan beribadah ‘’Imanan wahtisaban” beribadah
senantiasa berniat karena Allah, mengharap ridho Allah.
Sukmahadi .
Mahasiswa Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko Afika
Utara. Jurusan Studi Islam.
Pengurus
PPI Maroko, Depart. SDI dan Keilmuan.