Ana terima Antum jadi calon Imam dalam hidup ana
Dan kita akan halal dalam Aqad mubarak dengan Ridho Nya, insya Allah.
tapi kenapa hati ini berkata antum akan menikahi dirinya “ukhty itu” dan bukan diriku?
Dan kita akan halal dalam Aqad mubarak dengan Ridho Nya, insya Allah.
tapi kenapa hati ini berkata antum akan menikahi dirinya “ukhty itu” dan bukan diriku?
Begitulah curhatan salah seorang saudariku, hati menjadi gelisah, hidup terasa hampa, setelah mendengar kabar bahwa sang pujaan hati menikah dengn orang lain. Suatu ketika saya mebuka jejaring sosial facebook kasus yang sama dialami oleh sahabatku sendiri”…
“Sobat tolong aku, kasihani aku, tolong nasehati diriku, semangatku hidupku sudah tidak ada setelah , mendengar kabar pacarku menikah dengan orang lain padahal kami telah pacaran dalam waktu yang lama (bertahun-bertahun)”
Mungkin ini salah dari sekian ribu contoh yang dialami oleh segenap anak muda yang sedang dilanda asmara cinta. Memang kehadiran cinta dalam diri setiap insan merupakan wujud fitrah atau hal yang wajar, cinta tak bisa dipisahkan dari kehidupan insani di dunia.
‘’Hidup Tanpa Cinta Bagaikan Sayur Tanpa Garam”
The love is a life, If you love your life make love in your life. Cinta pada orang tua, saudara, keluarga, istri dan anak itulah cinta tak akan pernah sirna dalam muka bumi. Perbincangan pun berlanjut hingga berjam-jam, saya sebagai teman merasa prihatin, hingga hatiku pun tersentuh untuk memberinya solusi denga jawaban yang lembut. “Allah maha dari segala-galanya, Allah maha mengatur, yakinlah bahwa jodoh itu ada pada tangan kekuasaan Allah, mengatur dan memberi jodoh yang terbaik untukmu…….jadi sekarang antum harus semangat hidup. Satu hal yang perlu antum ketahui adalah jangan sampai studi kuliah terbengkalai hanya karena cinta kepada seorang gadis, atau hanya karena pacaran, sebab gadis yang antum cintai belum tentu jodohmu, yang terpenting sekarang adalah selesaikan study secepat mungkin lalu cari pekerjaan dan terahir cari istri yang sholehah insya Allah itu yang terbaik untukmu sobat, terima kasih sobat kenapa itu tak terpikir olehku sebelumnya,,” jawab sobatku.”
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah". (HR. Muslim). Itulah sabda rasulullah…
Yah…itulah cintah ada manis ada pahit, ada canda ada tawa, ada suka ada duka. Olehnya itu akan lebih afdhol jika tidak mengalami cinta terhadap seorang gadis tanpa dibarengi kaidah islam yang benar, dalam islam dikenal dengan ta’aruf bukan pacaran dan itupun ada batas-batasanya dan diatur oleh syariat. Bahkan banyak yang ditayangkan di berbgai TV, ada yang sampai bunuh diri akibat diputuskan oleh sang pacar, naudzu billah min dzalik, padalah Allah sangat menyayangi hambanya dengan melarang kita untuk bunuh diri.
Sudah menjadi fitrah cinta yang timbul antara pria dan wanita yang bukan mahram. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al Quranul Karim. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (Q.S Ar Rum [30] : 21).
Cinta mengandung energi yang sangat besar, energi yang sangat luar biasa. Itulah kenapa seorang ibu rela berkorban sekalipun nyawanya demi sang anak. Seorang suami dapat tak hiraukan lelah dan peluh yang bercucuran demi anak istrinya. Para sahabat rela berkorban demi Allah dan Rasul-Nya, Muhammad SAW. Dan Romeo yang rela mati demi Juliet kekasihnya
Namun, teruntuk pemuda-pemudi yang sedang dilanda rasa cinta, hendaknya membendung rasa cinta terhadap lawan jenis yang bukan muhrim sebab hal itu akan menimbulkan fitnah, dan syahwat jika sering berdua-duaan maka syetanlah yang bakal menjadi pihak ketiga. Oleh kerena itu pacaran di era modern ini, cium,peluk pun kadang dilakukan oleh muda-mudi zaman sekarang bahkan bukan muda-mudi aja yang duda, janda pun melakukan hal demikian, yang paling parah lagi adegan tersebut dilakukan pada acara wawancar infotaimen (didepan kamera), wah wah….benar benar islam KTP,,,,.
Jodoh, reski, umur, semuanya sudah diatur oleh Allah SWT, jadi jika ada diantara kita mencintai seseorang bahkan sudah dikhitbah melalui lisan, dan ternyata pada ahirnya calon suami, istri tersebut tiba-tiba berbelok haluan maka Allah yang maha mengetahui semua, mengatur dan memberi yang terbaik untukmu,/untuk hambanya. Lalu yakinlah. Bahwasanya jelas janji-Nya dalam Al-Quran. Telah Ia siapkan laki-laki baik untuk perempuan-perempuan baik, pun sebaliknya. Jika dalam al-huda itu pun telah jelas tertulis, maka masih adakah alasan kita untuk meragu?
Bukankah kita sudah yakin dengan janji-NYA yang tertuang seperti ini dalam ayat cintaNYA?
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An-nuur [24] : 26)
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An-nuur [24] : 26)
Saudaraku yang manis, yang cantik, ganteng, baik, mari menumbuhkan cinta suci di jalan Allah Subahan wataala, menjalin cinta tanpa melakukan kemaksiatan, dengan menjadikan cinta halal dan bersanding di pelaminan dengan ikatan aqod Nikah tanpa melalui pacaran.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan dalam hadits qudsi, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya,
“Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling berkorban karena Aku dan yang saling mengunjungi karena Aku.” (HR. Ahmad).
Butiran tasbih, dan lantunan doa dari hambanya yang dho’if serta sholeh, berserah diri pada sang ilahi disaat suka ataupun duka itulah hakikat sikap hamba yang senantiasa menerapkan ketawakkalan kepada Allah SWT. Artikel yang kutulis saat musim dingin terasa menusuk jantung akibat dinginnya salju di Negeri Seribu Benteng Maroko.
email: afikrihaditomandar@yahoo.com